Senin, 21 Mei 2018

Telaah Kritis Kepemimpinan Politik Indonesia dalam Menghadapi Pemilu 2019



         
      Oleh Ovan Adohar

 Demokrasi di Indonesia pada dasarnya diperuntukkan untuk kesejahteraan rakyat, tetapi yang menjadi problem adalah metode ataukah sarana dalam memilih leader atau pemimpin yang akan memimpin bangsa Indonesia. Demokrasi di Indonesia seolah mementingkan kepentingan partai daripada kepentingan masyarakat Indonesia. Budaya politik di Indonesia masih bersifat linear antara calon leader dengan partai pengusung di pesta demokrasi Indonesia yang seolah bukan untuk kepentingan masyarakat tetapi kepentingan partai pengusungnya. 
Anggaran besar dalam pesta demokrasi di Indonesia menjadi problem karena pembiayaan yang cukup besar baik dari penyelenggara maupun calon leader di Indonesia. Ketidak pahaman sebagian masyarakat terhadap pesta demokrasi mengakibatkan mereka menjadi pemilih pragmatis dan tidak melihat figur leader untuk memimpin Indonesia.
Permasalahan kepemimpinan di Indonesia memang sudah menjadi warisan di negeri ini sehingga memang kita membutuhkan sistem demokrasi yang dapat menghasilkan figur - figur pemimpin masa depan bangsa untuk mengatasi semua problem kebangsaan dan kenegaraan Indonesia. Pemimpin yang kita harapkan adalah pemimpin politik yang banyak melahirkan visi dan misi yang berkepanjangan.
Pemimpin yang dibutuhkan di Indonesia pada tahun 2019 adalah pemimpin karismatik dan pemimpin transformasi. Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang di segani, sedangkan pemimpin transformasi adalah pemimpin yang menerapkan sebuah proses secara berangsur-angsur.
Dalam teori politik harus ada input, proses, output, dan featback, yang bertujuan sebagai evaluasi dari sistem politik Indonesia pada tahun 2019 mendatang. Cuman yang menjadi persoalannya dalam penerapan tekhnologi informasi karena masyarakat sudah krisis kepercayaan dan banyaknya praktek manipulasi proses terhadap tekhnologi informasi tersebut.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar