Oleh Ovan
Adohar
Fenomena
generasi hari ini melalui tahapan besar. Tahapan itu dimulai dari beberapa generasi
yakni: pertama, generasi Baby Boomer. Generasi ini adalah
generasi yang lahir pasca perang dunia ke II. Kedua, generasi lisan, yakni generasi yang selalu berbicara. Ketiga, generasi z, yaitu generasi yang energik, kreatif, dan cakap dalam
menyampaikan gagasannya melalui tulisan-tulisan. Keempat, generasi x,
generasi yang lahir dalam rentang tahun kelahiran 1961 sampai 1980 M. Kelima, generasi y, yakni generasi yang lahir sekitar tahun 1980-an, generasi di
masa ini banyak melahirkan generasi yang semangatnya tinggi, tingkat kekonpakan
yang tinggi, dan semangat kebersamaan yang tinggi. Keenam, generasi z, yakni
generasi yang lahir sekitar tahun 1990-an, dimana generasi dimasa ini banyak
yang individual, generasi ini biasa juga disebut generasi tekhnologi. Ketujuh, generasi milenial, yakni generasi yang lahir dalam rentang
tahun 2011 sampai 2025, generasi ini adalah generasi yang terdidik.
Kader merupakan tenaga
penggerak organisasi sebagai calon pimpinan dan sebagai benteng organisasi.
Secara kualitatif, kader mempunyai mutu, kesanggupan bekerja dan berkorban yang
lebih besar daripada anggota biasa dan dapat disimpulkan kader adalah tenaga
penggerak organisasi yang memilki sepenunya dasar dan idiologi perjuangan ia
mampu melaksanakan program perjuangan secara konsekuen di setiap waktu, situasi
dan tempat terbawa oleh pengertian dan fungsi kader, maka untuk menjadi kader
organisasi yang berkualitas anggota harus menjalani pendidikan, pelatihan dan
pratikum. Pelatihan kader harus dilaksanakan secara terus menerus dan teratur
rapi dan berencana, sebagai mana di atur dalam pengkaderan kongres ke delepan
HMI tahun 1966 merumusakan pengertian kader adalah tulang punggung
organisasi, pelopor penggerak pelaksana, penyelamat cita–cita HMI yang kini dan
yang akan datang dimanapun berada, tetap berorientasi kepada asas dan syariat
islam.
Maka dengan sendirinya
tujuan merupakan ukuran atau norma dari semua kegiatan HMI. Dengan demikain
bagi anggota, tujuan organisasi merupakan titik pertemuan peresamaan
kepentingan paling pokok bagi seluruh anggota, oleh karna itu peran angota
dalam pencapaian tujuan organisasi adalah sangat besar dan mentukan.
Akhir kegiatan perkaderan
di arahkan dalam rangka mebentuk profil kader yang ideal, yauitu
muslim intelektual professinoan. Adapun tiga aspek yang ditekankan dalam usaha
pelaksaan kaderisasi yaitu pembentukan integritas watak dan keperibadian,
pengembangan kualitas intelektual kita atau kemampuan ilmianya pengembangan
kemampuan professional atau keterampilanya, harus terintegrasi secara utuh.
Secara
spesifik wujud profil kader HMI adalah seperti tergambar
dalam tujuan HMI yaitu “terbinanya insan akademis , pencipta, pengabdi, yang
bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudanya masyarakat adil
makmur yang di ridhai Allah subahanahuwata’ala. Kelima kualitas
insan cita, semuanya mengndung 17 indikator sebagai wujud profil seorang kader
HMI, sebagai mana yang di cita – citakan kulitas insan cita HMI adalah dunia
cita yakni suasana ideal yang ingin diwujudkan oleh HMI didalam
pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu
melaksanakan tugas kerja kemanusiaan.
Dinamika sosial-politik kebangsaan belakangan
ini menjadikan HMI harus bangun dari tempat tidurnya yang panjang. Menurut
Saddam Al-Jihad (Ketua Umum PB HMI Periode 2018-2020), Dalam zaman digital ini,
HMI harus menjadi organisasi yang mandiri dengan berlandaskan pada generasi
ilmu dan amal dengan berbagai macam gerakan pembaharu seperti gerakan HMI go to campus, HMI go to masjid, HMI go to village, HMI go to internasional, dan
bahkan gerakan HMI mengabdi. Jika gerakan ini yang coba di wujudkan maka yakin
dan percaya bangsa dan negara yang baldatun,
toyyibatun warabbun gafur akan tercapai dan HMI menjadi organisasi yang
melahirkan energi dan cinta terhadap masyarakat Indonesia dan dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar